Capaian UHC Enam Kabupaten/Kota di Jatim Masih di bawah 90 Persen: Jadi Peringatan!

Anggota Komisi IX DPR RI, Zainul Munasichin saat kunjungan kerja Panitia Kerja (Panja) JKN Komisi IX DPR RI ke Surabaya, Jawa Timur, Kamis (22/5/2025). Foto : Wilga/Andri
PARLEMENTARIA, Surabaya - Anggota Komisi IX DPR RI, Zainul Munasichin, menyampaikan keprihatinannya terkait capaian Universal Health Coverage (UHC) dan tingkat keaktifan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Provinsi Jawa Timur. Hal tersebut ia sampaikan dalam kunjungan kerja Panitia Kerja (Panja) JKN Komisi IX DPR RI ke Surabaya, Jawa Timur, Kamis (22/5/2025).
Zainul mengapresiasi capaian UHC di Provinsi Jawa Timur yang cukup tinggi secara umum, dengan 32 dari 38 kabupaten/kota telah mencapai angka UHC di atas 90 persen. Namun, ia juga menyoroti masih adanya enam kabupaten/kota yang belum mencapai target tersebut.
“Masih ada enam kabupaten yang UHC-nya di bawah 90 persen. Bahkan dua di antaranya masih di bawah 80 persen. Ini harus menjadi warning keras bagi Pemprov Jawa Timur agar bisa segera ditindaklanjuti,” tegas Zainul kepada Parlementaria.
Tak hanya itu, Politisi dari Fraksi PKB ini juga menyoroti rendahnya keaktifan kepesertaan JKN di sejumlah wilayah. Dari total 38 kabupaten/kota, terdapat 17 daerah yang tingkat keaktifannya di bawah 80 persen, yang oleh Zainul disebut sebagai “UHC cut off”.
“UHC cut off artinya keaktivan kepesertaannya di bawah 80 persen. Ini sangat mempengaruhi kualitas layanan JKN BPJS di daerah-daerah tersebut. Pelayanan kesehatan menjadi terganggu dan tertunda,” ujarnya.
Zainul meminta Pemprov Jawa Timur segera menyusun skema intervensi untuk meningkatkan keaktifan kepesertaan JKN di 17 kabupaten/kota tersebut. Ia menegaskan bahwa kondisi ini tidak hanya berdampak pada pelayanan, tetapi juga berpotensi menghambat posisi Jawa Timur sebagai rujukan nasional dalam sistem layanan kesehatan berbasis JKN.
“Kalau masih ada 17 kabupaten-kota dengan keaktifan di bawah 80 persen, artinya lebih dari 30 persen wilayah di Jawa Timur masih menghadapi tantangan serius dalam layanan kesehatan. Ini tidak bisa kita abaikan,” pungkasnya. (we/rdn)